MOTIVASI

Setiap orang pasti enggan melakukan sesuatu jika ia tidak memiliki motivasi untuknya.

Tidak jarang kita lihat begitu banyak orang yang meninggalkan sebuah kedudukan bagus, memiliki gaji yang cukup namun ia meninggalkan pekerjaannya begitu saja, akibat dia tidak ada motivasi lagi untuk menjalankan pekerjaannya. Sering juga kita lihat orang-orang yang mengabaikan bisnisnya begitu saja, padahal secara logis bisnis itu akan menghasilkan kekayaan besar jika ia tekun menjalankannya, hal ini juga karena tidak adanya motivasi yang kuat untuk menjalankan bisnis tersebut.

Kisah

Diceritakan bahwa ada Seorang Pemuda yang ingin mengetahui apa sesungguhnya rahasia kesuksesan. Maka datanglah si pemuda ini kepada seorang Filsuf Cina yang tersohor akan kearifan dan ilmunya. Pemuda itu bertanya pada filsuf tersebut; 'Apakah rahasia kesuksesan itu?' Lalau filsuf menjawab; 'Rahasia kesuksesan adalah motivasi yang kuat'. Kurang puas dengan jawaban itu, lalu pemuda itu bertanya lagi; 'Dari manakah asalnya motivasi itu?'. Dengan penuh arif dan bijaksana filsuf menjawab; 'Motivasi itu datangannya dari tekadmu yang bulat'. Si pemuda masih bingung dengan jawaban filsuf, maka iapun kembali bertanya dengan penuh penasaran; 'Lalu, bagaimana caranya agar kita mempunyai tekad yang bulat?' Mendapat pertanyaan seperti itu, filsuf memohon izin untuk pergi sejenak.
Beberapa menit kemudian, filsuf kembali sambil membawa bejana cukup besar yang telah berisi penuh air. 'Apakah kamu benar-benar ingin mengetahui darimanakah tekad yang bulat itu berasal?' tanya filsuf kembali menegaskan. 'Tentu' jawab si pemuda. 'Kalau begitu, silahkan mendekatlah ke bejana ini, dan lihatlah ke dalam air!' perintah filsuf kepada si pemuda.
Pemuda itu lantas melihat bejana secara dekat. Tiba-tiba, sang filsuf cina itu membenamkan kepala pemuda itu dengan kedua tangannya. Beberapa detik berlalu, pemuda itu tidak bereaksi apapun. Lama-lama pemuda itu mulai bergerak berusaha mengeluarkan kepalanya dari dalam air, namun masih belum bisa keluar. Tiba-tiba dengan kekuatan yang cukup besar dia berusaha mengeluarkan kepalanya dari dalam air. Si pemuda merasa terancam nyawanya maka dengan sekuat tenaga dan berbagai macam gerakan dia lakukan demi menyelamatkan nyawanya itu, terlepaslah ia dari benaman air
tanpa bisa ditahan lagi oleh sang filsuf cina itu.
Setelah keluar dari dalam air, dengan geram sipemuda itu menatap wajah sang filsuf dan bertanya; 'Sebenarnya apa sih yang akan anda lakukan?' Sembari tersenyum ramah, sang filsuf malah balik bertanya; 'Apa yang dapat kamu pelajari dari tindakan saya barusan?' 'Saya tidak mendapatkan pelajaran apapun,' jawab pemuda dengan sedikit kesal. 'Tidak?' balas sang filsuf 'kamu telah memperoleh pelajaran yang sangat banyak. Pada beberapa saat pertama anda tidak berusaha apapun, setelah beberapa lama kemudian anda mulai berusaha keluar dari bejana, tetapi motivasimu belum begitu kuat. Meski demikian kamu masih tetap berkeinginan untuk menyelamatkan nyawamu dengan beberapa gerakan-gerakan perlawanan, namun masih belum mampu mengeluarkan kepalamu. Sampai pada akhirnya motivasimu begitu memuncak untuk menyelamatkan nyawamu yang sudah benar-benar terancam dalam beberapa detik lagi maka saat itulah tidak ada kekuatan yang bisa menahanmu lagi'. Dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya filsuf itu melanjutkan 'Saat itulah, ketika kamu berkeinginan keras menyelamatkan nyawamu, maka tidak ada seorang pun yang mampu menghalangi keinginanmu itu.'

Dari sepenggal cerita di atas, kita dapat menarik pelajaran bahwa motivasi merupakan kunci pertama menuju kesuksesan. Adanya motivasi ini, maka orang menyusun cita-citanya dan melakukan tindakan penuh semangat untuk mewujudkan cita-citanya itu.

Tingkatan Motivasi

Motivasi paling mendasar bagi seseorang untuk melakukan sesuatu adalah 'mempertahankan hidup'. Jika kebutuhan hidup sudah terpenuhi, maka orang akan terdorong ingin melakukan sesuatu yang lebih tinggi dari hanya sekedar memepertahankan hidup. Pergaulan dan pengetahuan yang dia dapatkan kemudian merubah motivasinya lebih tinggi lagi, misalnya ingin punya mobil biar tidak kehujanan saat pergi kekantor, dan begitulah seterusnya.

Oleh karena motivasi yang bertingkat seperti itulah, maka orangpun bercita-cita secara gradual. Orang yang terbiasa hidup dalam kemiskinan dan bergaul dengan orang-orang pengangguran, asal makan setiap hari 3 kali cukup, dia tidak akan termotivasi kuat untuk menciptakan penghasilan yang tinggi. Dia hanya termotivasi jika -karena kondisi tertentu- akhirnya dia hanya bisa makan 1 kali sehari, dan motivasinyapun hanya asal bisa makan sehari 3 kali. Namun bagi orang yang sudah terbiasa punya penghasilan 10 juta perbulan, dia akan termotivasi sangat kuat untuk bangkit apabila tiba-tiba penghasilannya turun menjadi 5 juta perbulan. Demikian seterusnya.

Perhatikan sebuah iklan Seminar Bisnis begini: "Hadiri Seminar Global Bisnis Opportunity, Cara Cerdas Menciptakan Penghasilan Rp. 30.000.000/bulan".
Bagaimana tanggapan Anda dengan iklan seminar seperti itu?
Tiap orang akan menanggapi iklan seminar itu secara beragam sesuai dengan tingkatan sosialnya. Bagi orang yang terbiasa punya penghasilan pas-pasan dia akan mengira bahwa seminar itu hanya menjual mimpi dan penipuan. Bagi orang yang terbiasa dengan penghasilan Rp. 5 juta - 10 juta/bulan, mungkin dia akan tertarik karena berkeinginan untuk meningkatkan income akibat tekanan hidup yang semakin berat dan merasa masih belum cukup dengan hanya berpenghasilan lima juta. Sebaliknya bagi orang yang terbiasa dengan penghasilan Rp. 50.000.000/bulan atau lebih, maka akan melihat sebelah mata atas iklan yang kurang menyemangati itu.

Oleh karena itu, jika Anda ingin termotivasi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi, buatlah cita-cita yang tinggi dan bergaullah dengan orang-orang yang sudah berpenghasilan besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mental Block

CITA-CITA

Prasangka Baik