Menjaring Rahmat-Nya
Ketika pagi mulai menyingsing, sang surya memancarkan kehangatan rahmat-Nya. Ini adalah pertanda di mana manusia hendaknya mulai beranjak dari pembaringan untuk pergi berselancar di samudera kehidupan. Pergi dari tempat tidurnya untuk menjaring rahmat-Nya yang ditebar di permukaan bumi ini dengan merata. Hanya orang-orang yang siap dengan perbekalan yang cukuplah yang mampu meraih ikan-ikan rahmat-Nya dan membawanya pulang untuk disantap bersama keluarga dengan perasaan bahagia.
- Bekal pertama yang semestinya Anda bawa adalah rasa bahagia. Rasa bahagia adalah wadah untuk menampung rahmat-Nya, untuk menampung banyaknya rizki yang membahagiakan kehidupan diri dan keluarganya.
- Bekal yang kedua adalah rasa kemelimpahan. Rasa kemelimpahan sama dengan rasa makmur, adalah perasaan yang muncul saat Anda menjadi orang yang berkecukupan (sebut kaya). Dengan demikian berarti Anda telah membawa sebuah wadah untuk menampung rahmat-Nya berupa kelimpahan rizki yang bisa membuat hidup Anda berkecukupan atau kaya.
- Bekal yang ketiga adalah ilmu. Ilmu adalah pengetahuan apapun yang Anda miliki, walau hanya sekedar mengerti bagaimana cara mendapatkan uang 1000 rupiah. Setiap ilmu ada bobot konsekuensinya, semakin luas ilmu yang ia pelajari semakin luas juga konsekuensi dan implikasinya. Jadi bekalilah diri Anda dengan ilmu yang seluas-luasnya.
- Bekal yang ke empat adalah cita-cita. Ini adalah sebuah kunci penentu arah perjalanan Anda. Cita-cita yang telah ditetapkan, itu bagaikan GPS yang sudah disetel pada posisi tertentu, lalu dia akan menunjukkan jalan bagai Anda untuk menuju tempat itu, walau Anda tidak tahu arah sama sekali.
- Bekal yang ke lima adalah do'a. Ketika Anda sedang berjalan menuju sebuah tempat, mungkin akan ada banyak rintangan atau gangguan yang bakal menggagalkan perjalanan Anda, dengan do'a itu berarti Anda telah membentengi diri Anda dengan tangan-Nya yang akan membantu menghilangkan segala rintangan dan hambatan.
Wallahu a'lam bishowab.
Komentar
Posting Komentar