Prasangka Baik
Aku ini sebagaimana prasangka hamba-Ku (Hadits Qudsi)
Alam Semesta
Alam semesta ini tadinya tidak ada (tidak berwujud), karena kehendak Sang Maha Berwujud maka alam ini diciptakan. Demikian juga diri kita (manusia) yang merupakan bagian dari alam semesta ini. Oleh karena alam semesta ini adalah ciptaan Yang Maha Hidup, maka sesungguhnya alam semesta ini juga 'hidup' dalam arti secara terbatas (hidup dengan batasan perannya). Karena alam ini hidup, maka alam juga bisa merespon terhadap fikiran Anda (manusia).
Untuk mengenal Tuhan, Anda memikirkannya melalui alam semesta ini. Apa yang Anda fikirkan terhadap alam semesta ini, pada hakekatnya Anda juga berfikir tentang Tuhan, dengan demikian maka sebagaimana firman-Nya, maka alam pun akan merespon segala fikiran / prasangka Anda dan alam akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mewujudkan apa yang Anda sangkakan kepadanya.
Prasangka
Secara bebas kita bisa mengatakan bahwa prasangka adalah sebuah fikiran terhadap sesuatu. Prasangka ini bisa berupa fikiran negatif (jelek) juga bisa berupa fikiran positif (baik). Prasangka letaknya di alam quantum sehingga tidak bisa dilihat, hanya bisa dirasakan dalam benak atau dalam perasaan (batin). Karena di alam quantum (perasaan) segala sesuatu menyatu maka kita akan mendapati kenyataan bahwa jika Anda memprasangkakan sesuatu sesungguhnya Anda mengundang sesuatu itu (sangkaan itu akan mengenai Anda juga). Mengingat kenyataan demikian maka jika Anda berprsangka buruk terhadap alam semesta ini, maka Anda akan menerima segala keburukan dalam kehidupan Anda, sebaliknya jika Anda berprasangka baik terhadap alam semesta ini maka Anda akan menerima segala kebaikan yang hadir dalam kehidupan Anda. Oleh karena itu sebaiknya Anda harus berprasangka baik selalu, jika kehidupan Anda ingin selalu dalam keadaan baik.
Kepada siapa berprasangka?
Pada hakekatnya manusia berprasangka kepada Tuhan, Alam Semesta (kehidupan), Orang lain dan pada dirinya sendiri. Jika kehidupan Anda ingin selalu dalam keadaan baik, untung, makmur, mudah, berkah maka berprasangka baiklah kepada semuanya.
Contoh prasangka jelek pada Tuhan, misalnya: Anda hidup dalam kesulitan (sudah banyak utang, kena tipu lagi), Anda rasanya sudah berdoa pada Tuhan tapi dalam kenyataanya hidup Anda tidak kunjung berubah. Dalam kondisi seperti itu lalu Anda berprasangka dengan mengatakan begini 'ya.. mungkin ini sudah nasib saya ditakdirkan oleh Tuhan untuk jadi orang susah/miskin' atau yang lebih ekstrim dengan mengatakan 'Tuhan tidak adil mengapa saya ditakdirkan miskin'. Jika Anda menggerutu dengan sangkaan demikian, maka justru masalah hidup Anda bukannya terselesaikan malah tambah runyam dan akan terus dalam keadaan miskin. Oleh karena itu sebaiknya Anda segeralah berprasangka baik dengan Tuhan, mungkin Anda bisa mengatakan 'saat ini saya memang lagi sempit, tapi sebentar lagi Tuhan pasti akan memberikan jalan kemudahan dan kemakmuran, amiin'.
Contoh prasangka jelek pada alam semesta/kehidupan, misal: Anda mengatakan bahwa 'hidup itu susah, harus selalu berjuang dan siapa yang kuat dia yang menang'. Akibat Anda punya fikiran demikian maka kehidupan Andapun akan mengalami hal demikan, kehidupan Anda selalu susah (susah cari kerja/uang, susah cari teman, dll.) selalu berjuang keras sampai sering kali sakit karena kecapekan dan selalu 'diinjak/disingkirkan' oleh orang lain (yang lebih kuat). Oleh karena itu sebaiknya fikiran negatif tersebut segera Anda singkirkan dan saatnya Anda mengatakan bahwa 'hidup ini mudah, indah, menyenangkan, ringan dan satu sama lain saling membantu dan silaturahmi', maka dengan demikian kesulitanpun akan berubah menjadi kemudahan.
Contoh prasangka jelek pada orang lain, misalnya: Ketika Anda sedang jalan-jalan kemudian melihat sebuah rumah besar, bagus dengan halaman yang luas, lalu Anda menggerutu dalam hati dengan mengatakan 'wah, buat apa bangun rumah sebesar itu wong harta gak dibawa mati, malah nanti jadi masalah rebutan warisan anak-anaknya'. Nah secara tak sadar, sesungguhnya Anda menolak untuk hidup jadi orang kaya, karena belum-belum Anda sudah merasakan kesulitan jika Anda jadi orang kaya dan membangun rumah besar. Oleh karena itu, pantaslah jika Anda memang hidup dalam keadaan pas-pasan. Oleh sebab itu mulai saat ini, jika Anda ingin jadi orang yang kaya maka berprasangka baiklah kepada orang kaya/kekayaan.
Contoh prasangka jelek pada diri sendiri, misalnya: Saat Anda berjumpa dengan seorang kawan, lalu setelah beberapa saat ngobrol, dengan penuh antusias kawan Anda mengajak Anda untuk bersama-sama menjalankan sebuah bisnis. Nah ketika mendengar kata bisnis ini mendadak fikiran Anda menyangka 'wah jangan-jangan saya mau diajak bergabung dalam MLM' lalu dengan sepontan (tanpa berfikir panjang) Anda langsung menolak dengan mengatakan 'wah saya nggak bakat bisnis eh, saya gak bisa ngomong eh..' Wah gawat sekali orang yang seperti ini. Apa untungnya dia mengatakan 'wah saya gak bisa bisnis eh' bukannya untung malah justru merugikan dirinya sendiri. Karena dia sudah berprasangka jelek pada dirinya dengan mengatakan 'gak bisa bisnis' maka Tuhanpun menjawab sesuai prasangkanya, yaitu tidak bisa menjalankan/punya usaha. Betapa buruk nasibnya jikalau keadaanya juga sedang nganggur tidak punya pekerjaan, sudah gak kerja bisnispun gak bisa. Oleh karena itu sebaiknya Anda harus selalu menempatkan diri Anda pada posisi yang terbaik (nilai pribadi tinggi). Anda mungkin bisa mengatakan 'oh ya... ada bisnis apa ya? coba sampaikan dengan jelas mudah-mudahan saya bisa menjalankannya', begitu kan enak. Andapun tidak dirugikan oleh diri Anda sendiri.
Apapun keadaan diri Anda, berprasangka baiklah selalu. Tempatkan diri Anda pada Nilai Diri yang terbaik.
Alam Semesta
Alam semesta ini tadinya tidak ada (tidak berwujud), karena kehendak Sang Maha Berwujud maka alam ini diciptakan. Demikian juga diri kita (manusia) yang merupakan bagian dari alam semesta ini. Oleh karena alam semesta ini adalah ciptaan Yang Maha Hidup, maka sesungguhnya alam semesta ini juga 'hidup' dalam arti secara terbatas (hidup dengan batasan perannya). Karena alam ini hidup, maka alam juga bisa merespon terhadap fikiran Anda (manusia).
Untuk mengenal Tuhan, Anda memikirkannya melalui alam semesta ini. Apa yang Anda fikirkan terhadap alam semesta ini, pada hakekatnya Anda juga berfikir tentang Tuhan, dengan demikian maka sebagaimana firman-Nya, maka alam pun akan merespon segala fikiran / prasangka Anda dan alam akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mewujudkan apa yang Anda sangkakan kepadanya.
Prasangka
Secara bebas kita bisa mengatakan bahwa prasangka adalah sebuah fikiran terhadap sesuatu. Prasangka ini bisa berupa fikiran negatif (jelek) juga bisa berupa fikiran positif (baik). Prasangka letaknya di alam quantum sehingga tidak bisa dilihat, hanya bisa dirasakan dalam benak atau dalam perasaan (batin). Karena di alam quantum (perasaan) segala sesuatu menyatu maka kita akan mendapati kenyataan bahwa jika Anda memprasangkakan sesuatu sesungguhnya Anda mengundang sesuatu itu (sangkaan itu akan mengenai Anda juga). Mengingat kenyataan demikian maka jika Anda berprsangka buruk terhadap alam semesta ini, maka Anda akan menerima segala keburukan dalam kehidupan Anda, sebaliknya jika Anda berprasangka baik terhadap alam semesta ini maka Anda akan menerima segala kebaikan yang hadir dalam kehidupan Anda. Oleh karena itu sebaiknya Anda harus berprasangka baik selalu, jika kehidupan Anda ingin selalu dalam keadaan baik.
Kepada siapa berprasangka?
Pada hakekatnya manusia berprasangka kepada Tuhan, Alam Semesta (kehidupan), Orang lain dan pada dirinya sendiri. Jika kehidupan Anda ingin selalu dalam keadaan baik, untung, makmur, mudah, berkah maka berprasangka baiklah kepada semuanya.
Contoh prasangka jelek pada Tuhan, misalnya: Anda hidup dalam kesulitan (sudah banyak utang, kena tipu lagi), Anda rasanya sudah berdoa pada Tuhan tapi dalam kenyataanya hidup Anda tidak kunjung berubah. Dalam kondisi seperti itu lalu Anda berprasangka dengan mengatakan begini 'ya.. mungkin ini sudah nasib saya ditakdirkan oleh Tuhan untuk jadi orang susah/miskin' atau yang lebih ekstrim dengan mengatakan 'Tuhan tidak adil mengapa saya ditakdirkan miskin'. Jika Anda menggerutu dengan sangkaan demikian, maka justru masalah hidup Anda bukannya terselesaikan malah tambah runyam dan akan terus dalam keadaan miskin. Oleh karena itu sebaiknya Anda segeralah berprasangka baik dengan Tuhan, mungkin Anda bisa mengatakan 'saat ini saya memang lagi sempit, tapi sebentar lagi Tuhan pasti akan memberikan jalan kemudahan dan kemakmuran, amiin'.
Contoh prasangka jelek pada alam semesta/kehidupan, misal: Anda mengatakan bahwa 'hidup itu susah, harus selalu berjuang dan siapa yang kuat dia yang menang'. Akibat Anda punya fikiran demikian maka kehidupan Andapun akan mengalami hal demikan, kehidupan Anda selalu susah (susah cari kerja/uang, susah cari teman, dll.) selalu berjuang keras sampai sering kali sakit karena kecapekan dan selalu 'diinjak/disingkirkan' oleh orang lain (yang lebih kuat). Oleh karena itu sebaiknya fikiran negatif tersebut segera Anda singkirkan dan saatnya Anda mengatakan bahwa 'hidup ini mudah, indah, menyenangkan, ringan dan satu sama lain saling membantu dan silaturahmi', maka dengan demikian kesulitanpun akan berubah menjadi kemudahan.
Contoh prasangka jelek pada orang lain, misalnya: Ketika Anda sedang jalan-jalan kemudian melihat sebuah rumah besar, bagus dengan halaman yang luas, lalu Anda menggerutu dalam hati dengan mengatakan 'wah, buat apa bangun rumah sebesar itu wong harta gak dibawa mati, malah nanti jadi masalah rebutan warisan anak-anaknya'. Nah secara tak sadar, sesungguhnya Anda menolak untuk hidup jadi orang kaya, karena belum-belum Anda sudah merasakan kesulitan jika Anda jadi orang kaya dan membangun rumah besar. Oleh karena itu, pantaslah jika Anda memang hidup dalam keadaan pas-pasan. Oleh sebab itu mulai saat ini, jika Anda ingin jadi orang yang kaya maka berprasangka baiklah kepada orang kaya/kekayaan.
Contoh prasangka jelek pada diri sendiri, misalnya: Saat Anda berjumpa dengan seorang kawan, lalu setelah beberapa saat ngobrol, dengan penuh antusias kawan Anda mengajak Anda untuk bersama-sama menjalankan sebuah bisnis. Nah ketika mendengar kata bisnis ini mendadak fikiran Anda menyangka 'wah jangan-jangan saya mau diajak bergabung dalam MLM' lalu dengan sepontan (tanpa berfikir panjang) Anda langsung menolak dengan mengatakan 'wah saya nggak bakat bisnis eh, saya gak bisa ngomong eh..' Wah gawat sekali orang yang seperti ini. Apa untungnya dia mengatakan 'wah saya gak bisa bisnis eh' bukannya untung malah justru merugikan dirinya sendiri. Karena dia sudah berprasangka jelek pada dirinya dengan mengatakan 'gak bisa bisnis' maka Tuhanpun menjawab sesuai prasangkanya, yaitu tidak bisa menjalankan/punya usaha. Betapa buruk nasibnya jikalau keadaanya juga sedang nganggur tidak punya pekerjaan, sudah gak kerja bisnispun gak bisa. Oleh karena itu sebaiknya Anda harus selalu menempatkan diri Anda pada posisi yang terbaik (nilai pribadi tinggi). Anda mungkin bisa mengatakan 'oh ya... ada bisnis apa ya? coba sampaikan dengan jelas mudah-mudahan saya bisa menjalankannya', begitu kan enak. Andapun tidak dirugikan oleh diri Anda sendiri.
Apapun keadaan diri Anda, berprasangka baiklah selalu. Tempatkan diri Anda pada Nilai Diri yang terbaik.
postingnya saya jadiin sumber om
BalasHapusMonggo..
Hapus